Merawat Budaya dengan Literasi Media

Industri komunikasi dunia berkembang dengan pesat. Perkembangan ini diiringi dengan munculnya banyak akses dan media komunikasi. Media komunikasi saat ini tidak hanya sebatas untuk interaksi antar individu. Namun juga, untuk media hiburan dan alat untuk mencari informasi.

Pandemi Covid-19 juga menjadi alasan kuat pesatnya pertumbuhan media komunikasi sebagai alat interaksi, tak hanya antar individu tapi juga antar kelompok.

Industri komunikasi yang terus mengalami perubahan ini tentu saja membawa perubahan di berbagai sektor. Baik itu sektor ekonomi maupun sektor sosial dan budaya. Perubahan di sektor budaya mengakibatkan pergeseran kebudayaan yang terjadi di tengah masyarakat.

Tetapi perkembangan industri komunikasi membawa pergeseran kebudayaan yang terjadi ke arah positif dan negatif. Salah satu arah positif yang mudah dilihat adalah efektivitas biaya dan waktu yang didapat dari perkembangan industri komunikasi. Misalnya, untuk mendapatkan informasi terkini, masyarakat tidak perlu lagi membeli media cetak seperti koran ataupun menonton televisi. Kini, dengan smartphone, semua kebutuhan baik informasi bahkan hiburan bisa diakses kapan saja dan dimana saja.

Namun, arah negatif yang dibawa perkembangan industri komunikasi terhadap perubahan budaya juga sangat kuat. Daryanto (2018) menyebutkan salah satunya yang terjadi adalah pergeseran nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi serta pemanfaatannya, perubahan sistem dan norma pun tidak dapat dihindari.

Selain itu, Salman (2018) menambahkan pengaruh negatif lainnya yang ditimbulkan dari kemajuan industri komunikasi ditengah masyarakat adalah kemerosotan moral. Efek tersebut di antaranya adalah lunturnya budaya nusantara yang dikenal santun dengan sikap toleran, gotong royong dan nilai budaya lainnya.

Nilai- nilai budaya di masyarakat yang bergeser akibat perkembangan industri komunikasi dapat dicontohkan ke beberapa kasus yang marak terjadi di tengah masyarakat. Salah satunya, berita yang dimuat media online langgam.id dengan judul, ‘Diganggu Main Handphone, Pria di Batam Aniaya
Pacar Sendiri’.

Kasus yang dalam berita itu membuktikan, bahwa media komunikasi salah satunya smartphone bisa dengan mudah memicu seseorang untuk melakukan kekerasan bahkan kriminal. Padahal, sikap santun dan toleran merupakan pelajaran dasar masyarakat Indonesia.

Selain itu, kasus lain yang berkaitan dengan dampak negatif dari media komunikasi juga sering terjadi di jejaring media sosial. Contoh kecilnya netizen yang langsung memberikan komentar yang pedas bahkan banyak kita temukan berita hoax yang mengakibatkan pertikaian dan perpecahan antar individu. Hal itu terjadi karena kurangnya literasi terhadap penggunaan media komunikasi.

Kasus kurangnya literasi media juga terlihat pada kasus yang diberitakan di detiknews.com, yang berjudul ‘Yahukimo Ricuh, 1.000 Warga Pendatang Termakan Hoax Mengungsi ke Polres. Dalam berita itu, ricuh terjadi akibat hoax yang beredar di tengah masyarakat dan minimnya literasi media, sehingga masyarakat menyerap mentah-mentah informasi yang beredar.

Berdasarkan data yang dikutip dari datareportal.com menyebutkan rata-rata penggunaan internet oleh orang indonesia adalah 8 jam 52 menit setiap harinya. Dan pengguna internet di dominasi oleh kalangan muda. Artinya, remaja saat ini banyak menghabiskan waktunya dengan gadget. Sehingga, banyak dari remaja kita kurang cakap dalam bersosialisasi dengan orang di sekitarnya atau sering disebut dengan sikap individualis.

Ashari (2018) juga menyebutkan munculnya sikap individualis juga menjadi salah satu akibat dari kemajuan industri komunikasi. Tentunya sikap individualisme ini, semakin melunturkan budaya gotong royong yang sejatinya menjadi identitas masyarakat Indonesia.

Gotong royong, sopan santun serta sikap toleran yang disebutkan tadi merupakan salah satu dari sekian banyak nilai budaya yang mulai pudar tergerus perkembangan industri komunikasi dunia. Padahal jika menilik dari, Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah Republik Indonesia Tahun (2010 2025) lunturnya nilai-nilai budaya akan berakibat pada ketidakpastian jati diri bangsa.

Sehingga ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah dan kita bersama untuk mengatasi pudarnya nilai-nilai budaya kearifan lokal pada generasi muda. Dengan menggiatkan kembali kearifan lokal yang ada. Serta, mengajak kalangan muda untuk ambil bagian melakukan pembangunan karakter bangsa. Selain itu, perlunya edukasi tentang literasi bermedia. Pembangunan karakter bangsa dan edukasi tentang literasi media hendaknya menjadi tugas bersama, bukan hanya pemerintah dengan kebijakannya juga kita sebagai bundo kanduang, niniak mamak, alim ulama di tengah masyarakat dengan perhatian lebih pada generasi muda.
------------------

Referensi

Daryanto setiawan, Dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap budaya, simbolika, vol. 4, 2018.

Salman yoga s. Perubahan sosial budaya masyarakat indonesia dan perkembangan teknologi komunikasi,
jurnal al-bayan vol. 24 2018.

Yunus, rasid, nilai-nilai kearifan lokal sebagai penguat karakter bangsa: studi empiris tentang huyula, (yogyakarta: deepublish, 2014)

---------------------

Fitriani Ayu Lestari
Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas

Tag:

Baca Juga

Pencarian satu orang nelayan yang dinyatakan hilang di Perairan Karang Laweh, Kecamatan Padang Barat, Padang masih belum membuahkan hasil.
Pencarian Hari ke-2 Hilangnya 1 Nelayan di Padang Masih Nihil
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim Randang Lokan Pesisir Selatan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Randang Lokan Pesisir Selatan Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Karyawan Bank Nagari Bagikan 1.000 Paket Takjil dan Buka Bersama Anak Yatim
Karyawan Bank Nagari Bagikan 1.000 Paket Takjil dan Buka Bersama Anak Yatim
Jelang Lebaran 1445 Hijriah/, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatra Barat memastikan pasokan listrik di Sumbar aman. Selain
PLN Jamin Keamanan Pasokan Listrik di Sumbar Selama Lebaran 2024
Bertemu Ketua LKAAM, MUI dan DMI, Gubernur Usulkan Ubah Nama Masjid Raya Sumbar
Bertemu Ketua LKAAM, MUI dan DMI, Gubernur Usulkan Ubah Nama Masjid Raya Sumbar
LPM UIN Imam Bonjol Padang gelar workshop pengisian instrumen akreditasi dengan yang tema “Transformasi Menuju Perguruan Tinggi Bereputasi”.
LPM UIN Imam Bonjol Padang Gelar Workshop Pengisian Instrumen Akreditasi